Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Bolak-balik Hati

Sejatinya hati manusia itu milik Allah. Manusia, yang sering dengan jemawanya sering menyebut hati adalah miliknya, bahkan tidak akan pernah mengerti tentang hati tersebut. Tiga bulan lalu saya merasa sepi, kosong, butuh afeksi dari manusia lain. Sampai-sampai merasa tak ada yang peduli. Namun, saya lupa. Saya lupa meminta untuk terus diberikan rasa cukup dan penuh. Untuk jangan dibiarkan merasa sepi meski sendiri. Untuk diberikan rasa cukup di hati hanya dengan kehadiran Allah. Saat ini, saya sedang merasa cukup dan penuh, sehingga tidak merasa butuh manusia lain. Perasaan yang seharusnya tinggal lama. Tapi, hati adalah bagian yang paling sering goyah jika tak benar-benar dijaga. Hari ini dia bisa meletup-letup bahagia, namun di lain hari dia bisa merasa paling gundah dan gulana. Tak berhenti saya berdoa untuk bisa merasa seperti ini lebih lama, supaya tak ada celah untuk berharap afeksi dari manusia. Bila memang bentuk afeksi Allah adalah lewat manusia lain, akan saya terima. Tapi, s

Penuh di Usia Baru

Hari itu saya merasa penuh, bersyukur karena Allah kasih saya kesempatan lagi untuk hidup. Mengambil jarak sejenak agaknya jadi pilihan yang tepat karena saya bisa mengisi bagian-bagian diri yang kemarin terkuras habis. Aktivitas saya kembali padat, tiba-tiba merasa hanya butuh istirahat. Pikiran bahwa saya butuh manusia lain untuk bersandar tetiba sirna. Saya merasa cukup dengan diri saya ini. Meski sesekali saya butuh teman untuk sekadar berbagi ceritanya, tapi nyatanya perasaan itu sudah tak lagi semengganggu itu. Entah memang saya sudah penuh atau hanya tenggelam dalam ritme aktivitas yang membuat saya lupa akan perasaan 'butuh' tersebut. Lagi-lagi saya tenggelam dalam ribuan balon pikiran. Saya bertanya apakah benar saya sudah merasa cukup atau ini hanya sementara? Tak ingin terlalu ambil pusing, saya berusaha menikmati hari ini - hari di mana saya merasa penuh dan utuh. Semoga perasaan cukup ini tidak sementara dan bertahan lebih lama, sebab kembali berharap pada manusia