Manusia itu dasarnya rapuh, lemah, tak berdaya. Bisa kuat, bangkit, dan menghadapi hal yang tak mengenakan semata-mata karena kebaikan Tuhannya. Tanpa itu? Apalah daya. Tidak ada. Manusia dengan jemawanya berkata saya kuat, saya paling. Padahal, itu hanya kekuatan Tuhannya yang ditampakkan baru sepersekian. Padahal, yang tampak adalah kebaikan Tuhannya atas dia. Tanpa rahmat, tanpa rahim, manusia tidak ada artinya. Padahal manusia hanyalah hamba, tapi selalu merasa paling. Menjadi hamba berarti mengakui kelemahan diri. Mengakui bahwa ada Yang Maha Kuat, Yang Maha Menguatkan. Menjadi hamba berarti pasrah atas Yang Maha Mengendalikan. Menjadi hamba berarti tahu bila ada yang akan selalu sayang, selalu menolong. Menjadi hamba berarti tak lagi berharap pada manusia yang kedudukannya setara tapi berpasrah pada Yang Maha Tinggi.