Konsep rapuh ini baru benar-benar saya selami selama satu tahun belakangan.
Setelah belasan tahun didominasi konsep kuat, ternyata masih samar dengan hal yang berbau rapuh.
Rapuh, lemah, tak berdaya sesungguhnya adalah benar-benar manusia. Kuat, kokoh, adidaya hanya Allah yang bisa.
Manusia seringnya menyuruh manusia lainnya untuk kuat, tapi tidak memberitahu untuk meminta kekuatan pada Yang Maha Kuat.
Dalam kerapuhan, saya menemukan kekuatan. Dalam kerapuhan, saya benar-benar diperlihatkan kebaikanNya, pertolonganNya.
Rapuh tidaklah buruk, rapuh bukanlah noda hitam diri yang harus disembunyikan. Rapuh adalah bagian diri yang sangat harus dihargai.
Namun, tidak semua orang bersedia dilihat ketika rapuh, ketika hancur berantakan. Konstruksi sosial yang membuat kerangka-kerangka soal ini jadi tabu, jadi tidak layak untuk diperlihatkan. Sebagaimana emosi sedih yang harus disimpan rapat-rapat, tak seperti senang yang harus disiarkan kepada dunia luar.
Menjadi rapuh adalah menjadi manusia.
Komentar
Posting Komentar