Langsung ke konten utama

(Agak) Mengganggu Lingkungan.


Pasti pada tau dong program OVJ? Siapa sih yang gatau Sule, Andre, Parto dan lain-lainnya. Penampilan mereka selalu mengocok perut. Suasana didalam TKP pun dibikin semenarik  mungkin dengan ditambah properti-properti menunjang.  Properti-properti itu kebanyakan dibuat dari styrofoam. Dan salah satu yang membuat menarik adalah ketika pemain ada yang dijatuhkan ke styrofoam2 tsb. Awalnya lucu tapi entah kenapa lama-lama membosankan dan terkesan monoton.
Pasti pada tau styrofoam dong? Merupakan bahan yang bisa digunakan wadah makanan. Tetapi sangat tidak baik bagi kesehatan jika digunakan untuk wadah makanan yang panas karena zat-zat beracunnya akan melebur bersama makanan dan masuk ke tubuh kita. Jika hal ini berlangsung lama tentu saja zat2 tsb akan menumpuk didalam tubuh kita dan menyebabkan penyakit, kanker misalnya.
Tapi bukan itu yang akan gue bahas. Pahatan2 styrofoam  yang jadi properti di OVJ memang bagus TAPI pernah mikir gak setelah styrofoam2 itu hancur dikemanain? Sedangkan OVJ itu stripping alias setiap hari. Dan tentu saja cerita pada OVJ akan berbeda setiap harinya dan juga propertinya. Sebagaimana diketahui  kalo styrofoam itu bahan yang dapat merusak lingkungan karena tanah sulit menguraikannya. Gak ada yang tau kan styrofoam itu dikemanain? Kalo misalnya, positif aja ya, styrofoam itu dilebur lagi dan dipake lagi bukankah bakal memakan waktu lama lagi sampai dipahat2 untuk propertinya sedangkan syuting OVJ dilakukan setiap hari.
Bayangkan gimana lingkungan kita kedepannya jika kebanyakan acara TV memakai styrofoam yang udah susah-susah dibuat dengan nilai seni, dihancurkan gitu aja dan gatau akhirnya styrofoam itu diapakan? Mungkin gak ada yang pernah berpikiran seperti ini atau sempat terpikir tapi hanya menjadi angin lalu saja karena prinsip “urusan orang bukan urusan gue”.
Gue juga salah satu orang yang berprinsip seperti ini tapi gue lebih mikir gimana dampaknya ke lingkungan. Lingkungan Jakara tuh udah bener-bener gak bagus, gak seperti Jakarta tempo doeloe. Gak bisa menyalahkan siapa-siapa atas kerusakan yang ada, karena inilah salah satu dampak teknologi dan kemajuan zaman. TAPI kalo gak ada yang pernah peduliin hal-hal sepele yang berdampak besar seperti ini, gak tau deh gimana nasib lingkungan kita, bumi kita, yang semakin lama semakin rapuh.
Gue disini cuma memberikan pendapat sebagai seorang pelajar SMA kelas XI yang prihatin karena keadaan lingkungan yang tidak mejadi semakin baik. Maaf jika ada pihak-pihak yang merasa dirugikan ataupun tidak suka dengan pendapat gue. Indonesia, MENJUNJUNG TINGGI KEBEBASAN BERPENDAPAT KAN?

Komentar

Popular

Penuh

Seperti yang sudah-sudah, Allah akan memberi apa yang saya semogakan di saat titik terpasrah saya. Kali ini, hal itu terjadi kembali.  Setelah berjibaku dengan patah hati dan sibuk mengisi diri sendiri, saya sampai di akhir kesimpulan bahwa tidak akan berusaha lagi untuk mengenal seseorang dan hanya menyerahkannya pada Allah. Kira-kira pikiran itulah yang terbersit ketika saya berada di kereta, jauh-jauh untuk menemui orang asing yang sebelumnya pun saya tidak tahu bahwa dia ada di dunia ini. "Kalau ini tidak berhasil juga, berhenti yah," batin saya saat itu.  Saya menemuinya tanpa membawa ekspektasi apapun selain ah ya saya akan punya teman baru lagi, menambah panjang daftar teman baru jalur aplikasi kencan. "Kayaknya saya gak bawa helm, Pin. Pinjem dulu gih di abang gojek," ujarnya membuka percakapan. Memecah kegugupan saya yang sudah minum dua butir milanta. Saya hanya berusaha mengikuti alur percakapan yang dimulai dengan sangat cair. Rasanya seperti perjumpaan ...

Kematian

Pembukaan kematian adalah sakaratul maut. Sakaratul sendiri berarti sakit yang sampai-sampai kehilangan akal. Apa yang bisa membantu melewati sakaratul maut? Amal ibadah.. Sebenarnya Rasul pun mengalami sakaratul maut sebagai tanda bahwa beliau juga manusia biasa. Rasul aja mengatakan bila itu sakit, bagaimana kita? “Saya takut gak bawa apa-apa pas mati..” Saya baru tersadar bila tidak semua amal baik yang dilakukan itu Allah ridho dan terima, karena kualitas amalan itu Allah yang tahu dan nilai. Maka butuh untuk memohon supaya amalnya diterima. Memohon amal diterima bukan berarti suudzon ke Allah tapi ya berdoa juga bagian dari kewajiban kan? Jangan lupa minta agar pahalanya bukan hanya diganjar di dunia, tapi juga disimpan untuk bekal di akhirat. Ingat betul perkataan Ust Oemar Mita; Mengharap amal kita juga bernilai akhirat bukan hanya dunia. Kalau semuanya udah diberi di dunia, nanti di akhirat bawa apa? Padahal yang kekal itu akhirat dan lebih dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan pe...

Datang Lagi

Hal-hal yang membuat trauma tiba-tiba timbul ke permukaan. Saya yang terbiasa memberi, kini merasa takut untuk menerima beribu kebaikan dan cinta yang disuguhi di depan mata. Diberi tanpa pamrih, dan penuh ketulusan. Pertanyaan: Apakah ini tidak apa-apa, Menggelayut tak mau pergi. Berusaha dihalau dengan ribuan afirmasi diri yang mudah-mudahan berfungsi. Pikiran untuk pergi juga terdengar berkali-kali tiap rasa tak nyaman menerima kasih sayang itu menghampiri. Sekuat tenaga saya halau dan mengatakan, ini yang memang sudah sepantasnya seorang kekasih beri pada orang yang ia kasihi. Ini tak berlebih, hanya diri kamu saja yang belum mampu membiarkan itu masuk ke hati. Kemudian, pernyataan soal yakin juga masih membuat geli tengkuk ketika tak sengaja terdengar. Ah apakah saya tidak punya hal-hal baik sehingga orang bisa yakin pada saya?, Pertanyaan yang menggelayut relung malam ini. Tapi, lagi lagi manusia ini meyakinkan saya bahwa ia sayang, bahwa saya tak perlu merasa seperti itu.  L...

Yakin

Allah sudah mengarahkan jalan, akhirnya, pada satu orang yang belum lama dikenal. Meski begitu, saya merasa sudah mengenalnya dan bisa berbicara tentang apapun. Dalam waktu kesendirian yang lama ini, membuat saya berpikir, sosok apa yang saya butuhkan untuk bersama-sama menghadapi keanehan hidup. Ternyata sosok itu ada di dirinya. Lubang yang perlahan saya isi dengan diri saya sendiri, menjadi lebih sempurna ketika ia hadir. Kami tak saling mengobati, tapi saling berjanji akan menemani diri berproses. Keputusan ini memang terasa cepat, apalagi banyak hal yang tidak saya ceritakan ke khalayak. Bukan karena tak ingin, tetapi seiring berjalannya waktu, saya semakin sadar tak perlu sebuah kisah saya sampaikan secara utuh. Malah, lebih dipilah, bagian mana yang bisa diceritakan, mana yang tidak ke orang-orang yang tentunya juga dipilah-pilah. Mungkin fisik dia, tak sekuat saya. Mungkin pemikiran dia, tak setenang saya. Tapi, hatinya luar biasa luas, lapang, dan baik. Tapi, cintanya untuk sa...

Surat Cinta untuk RabbNya - Rencana

Banyak rencana yang terucap dalam perbincangan.  Bicara tentang masa depan selalu indah, selalu menggugah. 'Nanti kita..' Sempat terucap di perbincangan malam itu. Hingga kini, Aku tak jua lupa. Tiap kata, tiap rasa dalam frasa. Malam ini, Semesta kembali mengambil perannya. Membuatku ingat hal-hal yang sudah hampir kulupa. Entah kenapa. Sebuah teater boneka masuk dalam rencana masa depan, kala itu. Namun, lagi lagi manusia tidak kuasa mewujudkan tiap rencana. Sang Semesta yang tentu lebih berkuasa tentang apa-apa di luar kuasa manusia. Rencana itu kini telah sirna, Tersapu waktu, Menjadi debu.