Langsung ke konten utama

Surat Cinta untuk Rabbnya - Kuat

Kemungkinannya sangat kecil, kata manusia. 

Tapi bukankah Sang Pencipta Maha Besar?

Tangis.

Berusaha melepaskan, mengikhlaskan.

Dia dalam perjalanan untuk bertemu Yang Maha Memiliki.

Namun, badannya bereaksi lain.

Masih ingin tinggal, tugasnya belum usai.

Ikhtiarpun dilakukan.
Detik berdetak begitu lama. 
Sabar dalam menanti kabar, masih diberi kesempatan atau memang sudah penutupan.

Berhasil.

'Yang kuat ya, kalau memang tidak bisa, insyaAllah kami ikhlas.'

Komentar

Popular

Bertanya

"Libatkanlah Allah dalam hal sekecil apapun." Pernyataan itu terngiang di kepala saja sejak lama. Saya berusaha supaya Allah terlibat dalam tiap langkah hidup saya. Bahkan, ketika saya memutuskan untuk bertemu yang terakhir kali saja saya berdoa dalam-dalam; "Kalau Opin gak boleh ketemu, tolong hujan aja ya Allah, tapi kalau boleh dan Opin nggak apa-apa tolong dibantu." Lalu, di hari yang sudah sangat gelap itu, tidak setetes air pun turun, hingga saya sampai di rumah. Saya percaya, Allah akan selalu bantu, Allah akan kasih arahan. "Kalau tidak baik, mohon dilapangkan.." Doa itu kembali saya ulang-ulang, hingga sepertinya hati sudah lapang. Ada yang tadinya mendekat, lalu pergi kemudian. Meski saya tidak tahu ke depannya seperti apa, tapi hati rasanya lapang dan hanya menerima dan berprasangka bahwa ini adalah jawaban dari doa. Ketika hari-hari yang lalu, manusia ini jadi nama pertama yang muncul, kini tidak lagi. Bahkan, ketika melihat namanya muncul, tak...