Dalam rengkuhanMu, Semesta.
Saya meminta, dengan serendah-rendahnya diri sebagai bentuk penghambaan yang hakiki.
Biarkan diri menjadi lupa atas,
Senyumnya
Tawanya
Sejuk katanya.
Senyumnya
Tawanya
Sejuk katanya.
Saya tidak mampu melakukannya sendiri,
Setelah berkali-kali terucap belum,
Tapi tidak kali ini.
Setelah berkali-kali terucap belum,
Tapi tidak kali ini.
Semesta,
Bolehkah saya mendapat bahagia yang telah dipersiapkan juga?
Bolehkah saya mendapat bahagia yang telah dipersiapkan juga?
Bahagia tanpa lagi melalui sedih dan derai air mata.
Bahagia dan ketenangan sebenar-benarnya, senyata-nyatanya.
Namun,
Apabila tiap sedih dan tiap keluh saya padaMu,
Adalah caraMu untuk merengkuh saya, jadikanlah saya ikhlas.
Apabila tiap sedih dan tiap keluh saya padaMu,
Adalah caraMu untuk merengkuh saya, jadikanlah saya ikhlas.
Jika bahagia yang Engkau janjikan harus saya dapat melalui ribuan sujud di sepertiga malam,
Dalam linang air mata,
Jadikanlah saya ridho.
Jadikanlah saya ridho.
Semesta Yang Maha Baik,
Yang Mengetahui,
Yang Mendengar,
Yang Pengasih,
Yang Penyayang.
Yang Mengetahui,
Yang Mendengar,
Yang Pengasih,
Yang Penyayang.
Komentar
Posting Komentar