Langsung ke konten utama

Surat Cinta untuk Rabbnya - Pereda Sakit

Hari ini hati saya sakit sekali.
Sakit sekali.

Sampai-sampai air mata turun begitu saja. Dan masih belum berhenti hingga detik saya menulis ini.

Lebih dari perkara cinta, hati ini sakit.
Saya hanya mampu mengadukannya pada Yang Punya Hati, agar diredakan.

Saya hanya mampu mengadu pada Allah bahwa hati saya sakit sekali, sampai tidak bisa mengucap sumpah serapah. Tidak perlu.

Hati saya sakit sekali sampai saya minta diberikan kekuatan lebih, lebih besar lagi untuk melewatinya tanpa dendam.

Saya tidak mau dan tidak pernah ingin dasar dari hal yang saya lakukan adalah dendam, meski positif sekalipun.

Saya hanya ingin semua berdasar karena Allah, hanya demi mengharap ridhonya atas hidup saya.

Tapi, hati saya sakit sekali. Sakit yang berbeda dari ditinggalkan atau pun cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Sakit sekali sampai saya tidak mampu menyebut kenapa, selain tadi, hanya minta kekuatan.

"Allah mengetahui segala isi hati," seperti termaktub dengan jelas di Al Mulk.

Ya Rabb, hati saya sakit sekali tapi berikanlah kekuatan untuk meredakan agar tak jadi dendam. Tapi sakit sekali ya Rabb..

Komentar

Popular

Bertanya

"Libatkanlah Allah dalam hal sekecil apapun." Pernyataan itu terngiang di kepala saja sejak lama. Saya berusaha supaya Allah terlibat dalam tiap langkah hidup saya. Bahkan, ketika saya memutuskan untuk bertemu yang terakhir kali saja saya berdoa dalam-dalam; "Kalau Opin gak boleh ketemu, tolong hujan aja ya Allah, tapi kalau boleh dan Opin nggak apa-apa tolong dibantu." Lalu, di hari yang sudah sangat gelap itu, tidak setetes air pun turun, hingga saya sampai di rumah. Saya percaya, Allah akan selalu bantu, Allah akan kasih arahan. "Kalau tidak baik, mohon dilapangkan.." Doa itu kembali saya ulang-ulang, hingga sepertinya hati sudah lapang. Ada yang tadinya mendekat, lalu pergi kemudian. Meski saya tidak tahu ke depannya seperti apa, tapi hati rasanya lapang dan hanya menerima dan berprasangka bahwa ini adalah jawaban dari doa. Ketika hari-hari yang lalu, manusia ini jadi nama pertama yang muncul, kini tidak lagi. Bahkan, ketika melihat namanya muncul, tak...