Langsung ke konten utama

Surat Cinta untuk Rabbnya - Niat

Iman manusia itu tidak tetap, cenderung naik dan turun. Rasul yang benar-benar Allah jaga saja masih banyak-banyak berdoa agar ditetapkan iman Islamnya.

Akhir-akhir ini sedang kembali memperbaiki niat dalam banyak hal terutama ibadah.

Niat 'karena Allah' itu kadang masih bias.

Jadi ketika ingin ibadah, mempertanyakan lagi, saya niat sholat untuk apa ya? Udah benar karena Allah belum ya? Atau karena sudah terbiasa sholat jadi ya kurang saja kalau belum sholat. 

Bahkan, hingga sekarang saya masih meraba bekerja karena Allah itu seperti apa.

Niat juga berhubungan dengan yang namanya muraqabah; perasaan yang membuat kita sadar bahwa Allah Maha Melihat dan Mengawasi hamba-Nya.

Sifat ini yang lagi saya pupuk pelan-pelan agar apa-apa yang saya kerjakan saya selalu ingat, Allah lihat loh. Bukan hanya di permukaan, tapi sampai titik terdalam diri.

Perkara niat ini cukup menyentil karena kajian Ust. Oemar Mita. Dalam videonya beliau bilang, 'niat ibadah karena Allah itu utama, jangan ibadah melulu karena berharap duniawi, berharap hal-hal yang sebenarnya sudah ditentukan, sudah ditetapkan, dan pasti. Nanti sekali Allah beri semua permintaan dunia dari ibadahnya, tidak ada yang tersisa di akhirat.'

Ah ya, akhirat. Sekekal-kekalnya kehidupan. Hal yang belum pasti akan seperti apa.

Seperti disambung dengan kajian Aa Gym.
"Kalau mau puasa, ya karena mau disayang Allah, mau tahajud, mau ibadah apapun. Urusan dunia hanya bonus saja."

Semoga niat kita dalam beribadah dan melakukan hal baik lainnya semata-mata karena mengharap ridho Allah. Tidak akan pernah mudah, tapi semoga Allah selalu kuatkan dan bantu ya.

Komentar