"Libatkanlah Allah dalam hal sekecil apapun."
Pernyataan itu terngiang di kepala saja sejak lama. Saya berusaha supaya Allah terlibat dalam tiap langkah hidup saya.
Bahkan, ketika saya memutuskan untuk bertemu yang terakhir kali saja saya berdoa dalam-dalam;
"Kalau Opin gak boleh ketemu, tolong hujan aja ya Allah, tapi kalau boleh dan Opin nggak apa-apa tolong dibantu."
Lalu, di hari yang sudah sangat gelap itu, tidak setetes air pun turun, hingga saya sampai di rumah.
Saya percaya, Allah akan selalu bantu, Allah akan kasih arahan.
"Kalau tidak baik, mohon dilapangkan.."
Doa itu kembali saya ulang-ulang, hingga sepertinya hati sudah lapang. Ada yang tadinya mendekat, lalu pergi kemudian. Meski saya tidak tahu ke depannya seperti apa, tapi hati rasanya lapang dan hanya menerima dan berprasangka bahwa ini adalah jawaban dari doa.
Ketika hari-hari yang lalu, manusia ini jadi nama pertama yang muncul, kini tidak lagi. Bahkan, ketika melihat namanya muncul, tak lagi menggetarkan hati.
Secepat ini Allah, menurut saya, menjawab doa saya. Namun, prasangka baik saya lainnya adalah mungkin tak baik bersama sekarang, tapi bisa saja di masa mendatang hahaha!
Entahlah, dari kacamata manusia, rasanya dia yang saya cari. Dia yang sekiranya bisa menemani dan bersama-sama mencari berkah serta ridho Allah. Dia memberi kenyamanan seperti yang saya butuhkan.
Tapi saya tidak pernah tahu apa yang benar-benar baik untuk saya. Pun bisa saja itu tipu daya dunia lainnya untuk kembali menjerumuskan atas hal-hal yang Allah tidak ridhoi.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk untuk hambaNya ini.
Komentar
Posting Komentar