Salah satu doa yang harus diulang-ulang adalah..
"Robbis rohlii shodrii.." - Ya Rabb, lapangkanlah dada hamba.
Kelapangan dada atas apapun yang terjadi, yang sudah ditetapkan jadi hal yang utama. Supaya hati tidak berat menjalani tiap harinya.
Sudah seminggu, hati rasanya sedih sekali. Tidak bisa mendeskripsikan lebih detail lagi perkara sedihnya. Tiap malam, hanya mampu mengadu pada Allah sembari membasahi mata dengan air alaminya. Mengadu dengan terisak perihal dada yang akhir-akhir ini sesak.
Lalu, malam ini, mendengar.. "hatinya belum lapang, maka dadanya terasa sesak."
Tumpah ruah rasanya tiap rasa di dalam hati. Tapi, masih belum menemukan, belum lapang soal apa? Belum lepas soal apa?
Tentang hal yang terjadi kemarin, dalam dirin sudah tak menyimpan sakit. Sudah diresapi lalu dilepaskan ke langit. Tentang bahagianya, memang sengaja disimpan, agar hanya ada hal baik yang menetap.
Perihal rindu? Ah rasanya diri ini merindukan semua orang, meski sesekali rasa rindu untuk orang tersebut masih ada. Meski sesekali masih terbersit untuk bercerita tentang yang sedang dialami. Namun, keadaan berbeda jadi lebih baik tidak.
Hingga tulisan ini terbit, hati dan pikir masih belum tahu apa yang belum dilepaskan sampai membuat hati tak lapang. Semoga jawaban datang di waktu yang tepat dan hati kembali jadi tenang.
Komentar
Posting Komentar