Satu bagian dari diri saya masih memroses hal baik dan manis yang belakangan ini terjadi karena satu orang.
Entah apa rencana Allah hingga Ia beri saya teman dalam perjalanan hidup yang panjang ini.
Setelah bertahun-tahun terkungkung dalam pikiran bahwa saya tidak menarik, manusia ini dengan gamblangnya mengatakan ingin bersama selamanya.
Tak ada satu hari pun tanpa dia menghujani saya dengan kalimat-kalimat sayangnya yang terasa begitu tulus dan dilontarkan begitu saja.
Dia tidak berhenti mengatakan bahwa dia sayang, meski sering kali kata itu tidak saya balas karena percayalah kata-kata itu terlalu berarti hingga saya merasa tak bisa membalasnya.
Namun, tiap kalimat-kalimat manis yang ia tulis untuk menunjukkan betapa bersyukurnya dia bertemu saya, hanya mampu saya balas dengan doa: "Ya Allah jagalah dia dan berikan ia kesehatan, serta bahagia dan ketenangan hati sampai nanti."
Hingga saya menulis ini, air mata saya seperti mengiyakan kebaikan orang ini atas saya.
Mungkin dia tidak akan pernah tahu bila tiap saya membaca dan mendengar kalimat manis tersebut, jantung saya seperti berhenti dan senyum tipis tergambar di pipi.
Tak pernah terlintas sedikit pun di benak, bahwa akan ada orang yang sebegini baiknya pada saya. Sebaik itu hingga menganggap bahagia saya masuk dalam tanggung jawabnya, meski sudah berulang kali saya katakan bahagia saya sejatinya tanggung jawab saya.
Tapi, dengannya bahagia saya terasa mendekati sempurna.
Perjalanan ini masih jauh, pun saya tidak pernah tahu apa yang sudah Allah rencanakan atas saya dan dia. Yang saya tahu, Allah tengah menganugerahi kami berdua rasa sayang yang mana tidak semua manusia diberi kesempatan merasakan hal indah ini.
Mas, terima kasih ya atas kebaikannya untuk saya. Untuk tiap kalimat sayangnya, untuk tiap apresiasi dan semangatnya. Mungkin saya terlihat tak acuh pada itu semua, tapi percayalah saya membacanya berulang-ulang tiap malam. Sembari mengucap syukur bahwa Mas ada di dunia ini.
Sehat-sehat ya, Mas biar bisa sama-sama terus.
Komentar
Posting Komentar